STRATEGI
KOMUNIKASI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SERTA PENTINGNYA TEAM WORK
(COMMUNICATION STRATEGY IN MAKING DECISION AND HOW IMPORTANT TEAM WORK )
ARGA
YUDA PERMANA (1A113707)
PUTTI
SATRIAWAN (17113056)
SOFIAN
ARISSA PUTRA (18113598)
Fakultas
Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Universitas
Gunadarma
Jl.
Margonda Raya No. 100 Depok, Jawa Barat
Abstrak
Pentingnya dalam pengambilan keputusan dengan kondisi masalah kesulitan
keuangan memang sulit bagi setiap manajer. Tentunya dengan memperhatikan ketiga
unsur penting urgensi, dampak dan growth
tendency di harapkan manajer manapun dapat memecahkan masalah dan mengambil
keputusan dengan tingkatan masalah tertentu. Dan dengan memperhatikan urutan
pengambilan keputusan secara rasional mulai dari penetapan target,analisa
masalah, pembentukan team work sampai
cara mengkomunikasikan kepada seluruh karyawan. Ketika sudah memperhatikan
hal-hal diatas, diharapkan manajer mampu mengambil keputusan yang tepat
sehingga dapat meminimalisir kemungkinan terburuk yang dapat terjadi.
Kata kunci : team work, urgensi, dampak, growth tendency
Abstract
The importance
of the decision-making with financial problem condition is difficult for any
manager. Absolutely, with care about the three important elements of urgency,
impact and growth tendency in any manager can solve problems and make decisions
at the level of a particular problem. And certain regard to the order of
rational decision begin from goal, problem analysis, the configuration of
teamwork until how to communicate to all employees. When you've noticed things
above expected, the manager is able to make the right decisions so that the
manager can minimize the worst possible things that can happen.
Key Word : team
work, urgency, impact, growth tendency
PEMBAHASAN
Dalam kasus ini
kami menggunakan proses pengambilan keputusan rasional dimana proses
pengambilan keputusan ini termasuk dalam kategori keputusan tidak terprogram
karena beberapa alasan diantaranya adalah diperlukannya kreativitas, intuisi,
toleransi terhadap ambiguitas dan pemecahan masalah kreatif.
Jika kita lihat
gambar bahwa bagan ini lebih tepat untuk diaplikasikan pada keputusan tidak
terprogram dibandingkan untuk keputusan terprogram. Masalah yang jarang muncul,
dengan ketidakpastian tinggi mengenai hasil, mengharuskan manajer melakukan
keseluruhan proses. Sedangkan untuk masalah yang sering muncul tidak ada
keharusan ini. Jadi, sudah ada keajaiban yang disusun untuk menangani masalah
seperti ini, kita tidak perlu lagi mengembangkan dan mengevaluasi alternatif
setiap kali masalah serupa muncul.
PENETAPAN TARGET
DAN TUJUAN SPESIFIK SERTA PENGUKURAN HASIL
Spesifikasi target dalam kasus
ini adalah para karyawan dengan tetap menjamin asuransi kesehatan, mereka
akan tetap bisa bekerja dengan tenang
karena sudah ada jaminan kesehatan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
atau lebih tepatnya sakit.
IDENTIFIKASI DAN
DEFINISI MASALAH
Masalah yang sedang terjadi
adalah perusahaan dengan jumlah 200 karyawan sedang mengalami kesulitan
keuangan dan pengeluaran terbesarnya terdapat pada asuransi kesehatan. Manajer
dituntut untuk dapat mengidentifikasi masalah tersebut dengan baik agar dapat
mangambil keputusan yang tepat.
Memang sangat mudah untuk memahami bahwa ada masalah ketika kita
mendapati adanya perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang
sebenarnya. Meskipun begitu, ada beberapa faktor yang sering kali menghambat
dalam mengidentifikasi masalah yang sebenarnya. Faktor-faktor ini adalah :
1.
Masalah persepsi. Perasaan dari individu dapat
saja bertindak untuk melindungi atau mencegah individu mengalami persepsi
negatif. Informasi yang negatif dapat saja diprediksikan secara selektif
sehingga mendistorsi arti yang sebenarnya atau bahkan diabaikan sama sekali.
Dalam implementasinya terhadap masalah ini manajer diharapkan tidak
mengikutsertakan persepsi-persepsi yang dia miliki.
2.
Mencampuradukan masalah dengan solusi. Ini
adalah salah satu bentuk pengambilan keputusan yang salah. Contoh manajer
penjualan mengatakan “Penurunan keuntungan perusahaan yang berakibat terhadap
kestabilan keuangan perusahaan disebabkan oleh buruknya kualitas produk”.
Definisi yang dibuat manajer ini mengindikasikan solusi tertentu – peningkatan
kualitas produk pada bagian produksi. Padahal mungkin saja ada solusi lain.
Bisa saja masalah ini disebabkan oleh tenaga penjualan yang tidak terlatih atau
tidak memenuhi syarat, atau mungkin juga adanya produk pesaing yang lebih
baik.
3.
Mengidentifikasikan simtom (gejala) sebagai
masalah. “Masalah yang sedang dihadapi adalah penurunan pemesanan sebesar 32
persen”. Seandainya pun penurunan pemesanan sebesar 32 persen benar-benar
terjadi, hal ini hanyalah simtom dari masalah yang sebenarnya. Ketika manajer
dapat mengidentifikasi masalah yang sebenarnya, penyebab penurunan pemesanan
juga dapat ditemukan.
PENETAPAN
PRIORITAS
Tidak semua masalah memiliki
tingkat yang sama. Memutuskan apakah harus merubah sistem asuransi kesehatan
yang lama / Manage Care menjadi
sistem asuransi yang baru tentu merupakan keputusan yang lebih signifikan
dibandingkan apakah harus menata ualng lobby dikantor. Setiap proses
pengambilan keputusan dan implemantasi pemecahan yang diambil memerlukan sumber
daya yang tidak terbatas, kita perlu menetapkan prioritas untuk mengatasi
masalah-masalah yang ada. Dengan kata lain, kita harus menetapkan tingkat
signifikan dari masalah. Untuk menetapkan tingkat signifikan sebuah masalah
perlu dipertimbangkan tiga hal : urgensi, dampak dan growth tendency.
Urgensi
berhubungan dengan waktu, seberapa kritiskah sebuah tanggang waktu? Memadamkan
api yang timbul di kantor tentu lebih penting dibandingkan membetulkan lift
yang rusak. Dampak (impact) adalah
seberapa serius efek masalah tersebut. Dampak
bisa berupa dampak terhadap orang lain, penjualan, peralatan, keuntungan,
kesan publik atau dampak terhadap sumber daya organisasi lain. Kecenderungan pertumbuhan (growth tendency)
adalah pertimbangan pada masa yang akan datang. Meskipun sebuah masalah
memiliki tingkat urgensi dan dampak yang kecil, jika dibiarkan masalah kecil
itu dapat berkembang lebih parah.
MEMPERTIMBANGKAN
PENYEBAB MASALAH
Meskipun mungkin tidak mungkin,
biasanya akan sangat sulit tidak disarankan untuk menentukan solusi terhadap
sebuah masalah jika penyebab masalah belum diketahui. Metode penggunaan lintah
dan gurah dalam pengobatan tradisional sudah sering dipakai untuk mengatasi
berbagai penyakit. Jika penyebab pasti dari penyakit dapat diketahui, tentu
bentuk pengobatan lain akan lebih tepat untuk dipakai. Jika kesulitan keuangan
disebabkan penurunan penjualan dan penurunan penjualan disebabkan harga yang
tidak kompetitif, tentu solusi yang mungkin ditempuh akan berbeda dengan jika
penyebab penurunan adalah layanan purna jual yang buruk. Identifikasi yang
tepat terhadap penyebab masalah akan membantu pihak pengambil keputusan untuk
tidak mengambil solusi yang salah.
PENGEMBANGAN
SOLUSI ALTERNATIF
Sebelum sebuah keputusan
diambil, beberapa alternatif yang mungkin harus dikembangkan (hal ini adalah
merupakan solusi potensial terhadap masalah) dan kosekuensi dari setiap
alternatif harus diperhitungkan. Sebenarnya hal ini adalah proses pencarian
dimana lingkungan internal dan eksternal dari organisasi diteliti untul
mendapatkan informasi yang dapat dikembangkan menjadi kemungkinan alternatif.
Tentu saja hal ini dilakukan dengan batasa budget dan batasan waktu. Dengan
batasan inilah seluruh alternatif harus ditemukan.
Solusi dalam kasus ini adalah
dengan menunjuk dan bekerjasama dengan salah satu rumah sakit dan beberapa
dokter yang di jadwalkan dengan jadwal tertentu untuk datang ke perusahan guna
menjamin keseahatan para karyawan.
EVELUASI
TERHADAP SELURUH ALTERNATIF SOLUSI
Setelah beberapa alternatif
dikembangkan, seluruh alternatif ini harus dievaluasi dan dibandingkan. Dalam
setiap situasi pengambilan keputusan, tujuannya adalah memilih alternatif yang
akan memberikan hasil yang diharapkan yang paling banyak dan menimbulkan akibat
yang tidak diinginkan yang paling sedikit.
MEMILIH SOLUSI
Tujuan untuk memilih alternatif
tertentu adalah mengatasi masalah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Hal ini adalah sebuah pandangan yang sangat penting. Hal ini
berarti bahwa keputusan bukan merupakan sebuah akhir melainkan sebuah tahapan dalam
mencapai akhir tujuan pemilihan alternatif tidak boleh dilihat sebagai tindakan
yang berdiri sendiri. Jika tidak, faktor-faktor yang mendorong dan mengikuti
keputusan ini akan diabaikan. Lebih khususnya, langkah-langkah yang mengikuti
keputusan harus memasukan implementasi dan juga tindak lanjut. Poin yang
penting adalah, pengambilan keputusan bukan saja sebuah tindakan memilih,
tetapi merupakan sebuah proses dinamis. Solusi yang diambil dalam kasus ini
adalah peralihan dari sistem asuransi lama / manage care ke sistem baru / Imdenity.
IMPLEMENTASI
Setiap keputusan akan bersifat
abstrak jika tidak diimplementasikan, dan harus diimplemantasikan secara
efektif untuk mencapai tujuan yang menyebabkan keputusan itu dibuat. Akan
sangat mungkin sebuah keputusan yang “baik” dirusak oleh implementasi yang
buruk. Jika dilihat dari sudut pandang ini, implementasi mungkin sebenarnya
lebih penting dibandingkan pemilihan alternatif. Karena implementasi biasanya
melibatkan orang lain, ujian apakah sebuah keputusan dapat dianggap tepat dapat
dilihat dari perilaku orang-orang yang terlibat dalam keputusan tersebut. Hal
ini dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi secara efektif dengan ke 200
karyawan.
TINDAK LANJUT
Manajemen yang efektif juga
terkait dengan pengukuran hasil secara periodik. Hasil yang dicapai
dibandingkan dengan hasil yang direncanakan (tujuan : merubah sistem asuransi
lama / manage care ke sistem asuransi
baru / imdenity), dan jika terjadi
perbedaan, harus dilakukan perubahan. Di sini sekali lagi kita melihat
pentingnya tujuan yang dapat diukur. Jika tidak ada tujuan yang dapat diukur,
tidak mungkin manajer bisa menilai kinerja.
Komunikasi
memegang peranan yang sangat penting dalam aktivitas bisnis, terutama yang berkenaan
dengan pelanggan. Organisasi bisnis akan banyak berhubungan dengan pihak-pihak
yang berkepentingan terhadapnya (stakeholders),
baik itu pelanggan internal maupun pelanggan eksternal. Komunikasi
memungkinkan terjadinya koordinasi, perintah atau instruksi, saran-saran,
informasi dan sebagainya dapat disampaikan secara cepat, tepat dan jelas,
sehingga tujuan organisasi bisnis dan kebutuhan serta keinginan pelanggan dapat
disinergikan dalam kerangka hubungan yang saling menguntungkan.Untuk itu, diperukan
pemahaman yang tepat mengenai konsep komunikasi efektif, sehingga organisasi
bisnis mampu menerapkan dengan optimal dalam rangka meningkatkan kinerja dan
mempertahankan keberlangsungan jangka panjang organisasi bisnis.
Menurut Gie (1992) ia menyatakan
bahwa “komunikasi adalah warta yang
mengandung macam-macam keterangan dari seseorang kepada orang lain”. Dalam
komunikasi tersebut, tercakup penyalinan secara cermat gagasan atau keputusan
yang telah dibuat manajemen ke alam pikiran karyawan, sehingga tercapai
pengertian yang ditentukan atau menimbulkan tidakan yang diharapkan yaitu
perubahan sistem asuransi kesehatan.
Semua tugas manajer, tanpa
terkecuali, berhubungan dengan proses komunikasi. Masalah-masalah yang sering
muncul adalah disalahartikannya perintah dari atasan, tersinggungnya seseorang
oleh gurauan rekan kerjanya, atau disalahartikannya komentar atasan sehingga
terjadi sakit hati di kalangan karyawannya. Situasi tersebut adalah contoh
kegagalan proses komunikasi. Pertanyaan mendasar yang seharusnya diajukan
bukanlah apakah para manajer sudah berkomunikasi, karena komunikasi merupakan
sesuatu yang baku dalam fungsi organisasi. Pertanyaan sesungguhnya adalah
:apakah para manajer berkomunikasi dengan baik atau buruk? Dengan kata lain,
komunikasi sudah pasti terjadi dalam menjalankan organisasi; tapi komunikasi efektif belum tentu terlaksana. Setiap manajer harus juga menjadi seorang
komunikator. Nyatanya, perilaku apapun yang dilakukan manajer merupkan
suatu bentuk komunikasi kepada seseorang atau suatu kelompok. Satu-satunya
pertanyaan : “Apakah dampak komunikasi tersebut?”. Untuk menjawab pertanyaan
diatas dan disesuaikan pada kasus ini manajer diharapkan mampu dalam
mengkomunikasikan ataupun menyampaikan hasil dari keputusan yang diambil dari permasalahaan
kesulitan keuangan tadi.
Dalam
mengkomuniksaikan hasil dari keputusan yang sudah di dapat untuk bisa dengan
baik diterima oleh semua karyawan dengan baik perlu diadakannnya pembentukan
sebuah team work.
Agar dapat mengelola teamwork dengan efektif maka sebaiknya mengenal
terlebih dahulu karkakteristik dari teamwork tersebut seperti bagaimana
teamwork terbentuk dan berinteraksi, peran kepemimpinan dalam teamwork
(leadership roles) serta tingkat integritas dari teamwork tersebut. Teamwork yang dibentuk bersifat formal.
Menurut B.W Tuckman terdapat 5 tahapan
dalam pembentukan teamwork yaitu :
1.
Forming
Dalam tahap ini manajer menunjuk
divisi tertentu untuk mengkomunikasikan hasil dari keputusan yang sudah diambil.
Divisi yang ditunjuk adalah SDM/Personalia dan Research & Development(R
& D). Divisi R & D bertugas untuk membuat sistem baru (Imdenity). Divisi SDM ditugaskan untuk
berinteraksi langsung guna mensosialisasikan sistem baru tersebut kepada
seluruh karyawan melalui setiap kepala bagian.
2.
Storming
Divisi SDM menginformasikan
kepada seluruh kepala bagian untuk menghadiri meeting guna membahas /
mensosialisasikan sistem baru yang telah dibuat. Dalam tahap ini pasti terdapat
pro dan kontra terhadap sistem baru ini
3.
Norming
Manajer SDM akan menekankan kepada
seluruh kepala bagian agar dapat menerima sistem baru ini. Memang terkesan satu
arah tetapi dalam kondisi yang sedang perusahaan hadapi tidak memungkinkan bagi
manajer untuk merubah keputusan yang sudah ditetapkan.
4.
Performing
Evaluasi dilakukan
untuk mengethui sejauh mana sistem baru ini dapat diterima dengan baik atau
tidaknya, sehingga manajer sangat meharapakan keuagan kembali stabil dengan
hasil evaluasi yang baik dari sistem baru ini.
5.
Adjourning
Jika
respon yang diterima oleh manajer dari seluruh karyawan adalah baik, maka
kinerja dari team work yang dibentuk
sebelumnya dikatakan sukses dalam mengkomunikasikan sistem baru kepada seluruh
karyawan.
KESIMPULAN
Jadi
kesimpulannya seorang manager dalam mengkomunikasikan sistem baru ini terhadap
karyawan berawal dari mengambil keputusan yang efektif lalu membentuk team
work untuk mengkomunikasikan hasil
keputusan yang ada kepada karyawan melalui kepala bagian masing-masing. lalu
setiap kepala bagian tersebut mengkomunikasikan terhadap anggotanya untuk
menggunakan sistem yang baru tersebut. sehingga semua karyawan menerima sistem
baru tersebut guna bertujuan untuk mempertahankan perjalanan perusahaan.
Daftar pustaka
M. Ivancevich, John dkk(2009). Perilaku dan
Manajemen Organisasi. Jakarta : Erlangga.
Sule, Erni Tisnawati & Saefullah (2005).
Pengantar Manajemen Edisi Pertama. Jakarta : Prenadamedia .